Mimpi Bayi Agar Pemilu Demokratis

  • Bagikan

Oleh: Putra Delima

Suara tangis bayi yang begitu keras, dalam tangisannya tiada henti sejak dilahirkan sampai hari ini. Ternyata dalam benak pikirannya bagaimana sehingga apa yang dititipkan oleh leluhurnya yaitu kedaulatan ada di tangan rakyat dalam kata lain berdaulat.

Dalam filosofi pemilu jujur, adil, langsung, umum dan rahasia inilah, mimpi bayi yang lahir itu tidak lain para penyelenggara pemilu yang layaknya sebagai wasit dalam sebuah pertandingan sepakbola mengadili dengan baik, namun bedanya tak ada VAR.

Baca juga  Pantaskah Dana Haji Dieksekusi Untuk Investasi

Harapan bayi yang lahir ini ingin melihat bangsa dan Negara serta daerah tempat lahirnya bisa mengalami kemajuan tanpa harus mendengar money politik, transaksional jabatan ataupun jual beli idealisme.

Bayi tersebut terus menangis dan tiada henti menangis. Apa yang ditangisi bayi tersebut tiada lazim dan lumrah cari pembeli suara yang layaknya tawar menawar di pasar. Setiap pemilu ke pemilu tapi kejadian tersebut terjadi di pasar hantu yang tak dapat dilihat oleh siapapun kecuali YANG MEMILIKI KEYAKINAN PADA TUHAN bahwa terlihat oleh TUHANNYA.

Baca juga  Opini: UU IKN Disahkan, Bukti Pemerintah Tidak Peduli Pada Rakyat?

Bayi tersebut terus keras tangisannya, apalagi yang ditangisi, ternyata tempat yang menyalurkan aspirasi adalah penyedia dana para pembeli kedaulatan di pasar hantu.

Baca juga  Umat Enggan Coblosan, Politik Uang Berjalan

Bayi tersebut mulai tertawa apa yang membuat tertawa, ha ha ternyata hanya sebuah dongen dalam impian tentang MIMPI BAYI AGAR PEMILU DEMOKRATIS yang diceritakan oleh oleh kakeknya yang terjadi sebelum masehi, bukan zaman sekarang ini yang sudah sangat demokrasi. Salam demokrasi mari terlibat mengawas partisipasi sebagai warga di negeri dongen impian agar mimpi mimpi menjadi indah. (*)

  • Bagikan

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *