24 Oktober 2025

QS WUR 2025 Rilis Peringkat Universitas: Fokus pada Kelayakan Kerja dan Keberlanjutan Jadi Sorotan Global

Lembaga pemeringkatan global Quacquarelli Symonds (QS) telah merilis World University Rankings (WUR) 2025 pada Selasa . Pemeringkatan tahun ini diklaim sebagai yang terbesar dalam sejarahnya, mencakup lebih dari 1.500 universitas yang tersebar di 105 sistem pendidikan tinggi di seluruh dunia.

Terdapat perubahan signifikan dalam daftar kampus terbaik di Indonesia. Rilisan tahun ini juga menjadi unik karena merupakan satu-satunya pemeringkatan yang memberikan penekanan khusus pada aspek kelayakan kerja (employability) dan keberlanjutan (sustainability), yang kini menjadi metrik penilaian penting selain reputasi akademik tradisional.

Kampus Top Indonesia di Panggung Global

Dalam rilis terbaru QS WUR 2025, tiga universitas di Indonesia berhasil mencatatkan prestasi dengan menembus jajaran 300 besar dunia. Universitas Indonesia (UI) memimpin di peringkat 206 global, diikuti oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) di posisi 239, dan Institut Teknologi Bandung (ITB) di peringkat 256.

Selain itu, dua kampus negeri lainnya masuk dalam daftar 500 besar dunia, yakni Universitas Airlangga (Unair) yang berada di peringkat 308 dan IPB University di peringkat 426.

Daftar 10 besar Indonesia dilengkapi oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya (peringkat 585), Universitas Padjadjaran (Unpad) (596), Universitas Diponegoro (Undip) (721-730), dan Universitas Brawijaya (UB) (801-850). Menariknya, Bina Nusantara University (BINUS) menjadi satu-satunya perguruan tinggi swasta (PTS) Indonesia yang berhasil masuk dalam daftar 1000 besar dunia, dengan menduduki peringkat 951-1000.

Menyiapkan Mahasiswa untuk Sukses Berkarir

Penekanan QS WUR pada kelayakan kerja mencerminkan tren global di mana universitas dituntut untuk tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga mampu mempersiapkan lulusannya agar siap menghadapi dunia profesional.

Olahraga, misalnya, memiliki kekuatan untuk menginspirasi koneksi, mendorong semangat juang, dan menanamkan nilai keunggulan—nilai-nilai yang sangat relevan di luar lapangan permainan. Namun, di balik kesuksesan setiap profesional kesehatan, pelatih, atau atlet, terdapat fondasi kuat yang dibangun di dalam ruang kelas.

Studi Kasus: Kurikulum Inovatif di University of Minnesota

Sebagai contoh bagaimana universitas kelas dunia menerapkan fokus ini, University of Minnesota (UMN) Twin Cities menunjukkan bagaimana energi yang dibawa oleh para atlet mahasiswa ke dalam olahraga mereka, juga tercermin pada semangat fakultas di universitas tersebut.

Di College of Education and Human Development UMN, para pendidik secara aktif mempersiapkan generasi pemimpin masa depan. Hal ini dicapai melalui metode pengajaran inovatif, penelitian mutakhir, dan komitmen bersama untuk membentuk masa depan para mahasiswa.

Teori dan Aplikasi Praktis dalam Kurikulum

Universitas tersebut menawarkan mata kuliah yang dirancang untuk menjembatani teori dan aplikasi praktis. Misalnya, mata kuliah “Pengantar Pembelajaran dan Kontrol Motorik” (Introduction to Motor Learning and Control) yang diajarkan oleh Asisten Profesor Rachel Hawe, serta mata kuliah “Kemajuan dalam Aktivitas Fisik dan Kesehatan” (Advances in Physical Activity and Health) oleh Brianna Leitzelar. Dalam kelas ini, mahasiswa mempelajari teori sekaligus penerapan praktis dari ilmu gerakan manusia dan kesehatan.

Sementara itu, dalam mata kuliah seperti “Fisiologi Latihan dan Teori Pelatihan” (Exercise Physiology and Training Theory), Asisten Profesor Daniel Craighead mempersiapkan calon pelatih dan instruktur dengan mengajari mereka cara merancang program pelatihan yang efektif. Di sisi lain, profesor etika Lisa A. Kihl menekankan pentingnya tanggung jawab sosial dan pengambilan keputusan etis, membantu mahasiswa mengatasi isu-isu kompleks seperti kesehatan mental atlet dan keragaman dalam olahraga.

Profil Atlet: Lintasan Atletik dan Perubahan Sosial

Keberhasilan program ini tercermin dari para mahasiswanya. Nyalaam Jok, seorang mantan atlet lintasan dan lapangan, memiliki rasa tanggung jawab pribadi yang mendalam, baik di dalam maupun di luar lintasan. Ia menikmati aspek individu dari olahraganya karena ia dapat mengandalkan dirinya sendiri sepenuhnya. “Ini memotivasi saya untuk melakukan hal-hal kecil agar berhasil,” ujarnya.

Jok memilih jurusan Studi Kepemudaan (Youth Studies) di School of Social Work karena hasratnya terhadap perubahan sosial yang telah ia miliki seumur hidupnya. “Menjadi mantan anak asuh (foster kid), ini adalah sesuatu yang selalu saya rasa menjadi panggilan saya,” katanya. Tujuannya adalah membantu dewasa muda yang akan keluar dari sistem pengasuhan anak asuh. “School of Social Work telah memberi saya fondasi kuat untuk pekerjaan yang akan saya lakukan,” tambahnya.

Profil Atlet: Bisnis, Kepemimpinan, dan Sepak Bola

Profil lain datang dari Spencer Alvarez, seorang offensive lineman untuk tim sepak bola Gophers. Ia sangat memahami nilai kerja sama tim dan ketahanan. Ia menikmati persaudaraan dan dedikasi dalam olahraga, nilai-nilai yang menurutnya terbawa ke dalam perjalanan akademisnya.

Awalnya tertarik pada bisnis dan pemasaran, Alvarez, yang juga seorang atlet-mahasiswa Academic All-Big Ten, memilih untuk belajar Pendidikan Bisnis dan Pemasaran di jurusan Kepemimpinan Organisasi, Kebijakan, dan Pengembangan. “Gelar ini ternyata lebih fokus pada hubungan yang terjalin dalam dunia bisnis dan pemasaran,” jelasnya.

“Pandangan yang lebih luas tentang bisnis memungkinkan saya menemukan kelas dan topik yang saya nikmati untuk ditekuni sebagai karier,” tambah Alvarez. “Ketika saya masuk ke jurusan ini, saya tidak punya tujuan karier. Saya hanya ingin belajar.” Melalui mata kuliahnya, Alvarez menemukan minat baru di bidang penjualan dan kini sedang berjuang untuk menjadi seorang penasihat keuangan.