
SULBAR99.COM-MAJENE, Wacana penggabungan dua sekolah bertetangga, SMPN 3 Majene dan SMPN 2 Majene semakin menguat, membuat sejumlah guru dan siswa SMPN 3 Majene resah.
Salah seorang guru SMPN 3 Majene, Basri, yang dihubungi via telepon, Minggu (24/11/2019) mengungkapkan, wacana ini menguat ketika pelaksanaan seminar pendidikan di Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) beberapa waktu lalu ketika moderator tutup kegiatan seminar dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta.

Basri menambahkan, moderator kemudian bertanya bahwa siapkah semua peserta meningkatkan mutu pendidikan, peserta seminar menjawab siap semua. “Kalau siap, berarti SMPN 3 Majene harus dimerger dengan SMPN 2 Majene,” tambah Basri menirukan moderator tersebut.
Dari situlah, kata Basri muncul dan menguat kembali wacana penggabungan Dua sekolah bertetangga ini. “Sepertinya merujuk kepada penggabungan SDN 2 dan SDN 3 Majene, “tambah Basri.
Basri kemudian menjelaskan, hingga saat ini belum ada SK pembatalan sekolah rujukan untuk SMPN 3 Majene.
“Makanya kami mati-matian untuk menolak mentah-mentah SMP 3 digabung dengan SMP 2. Anak didik sangat resah, ada yang menangis, ada yang mau minta pindah,” jelas Basri.
Menurut Basri, bapak bupati belum ada terima surat rencana penggabungan sekolah, demikian pula ibu ketua dewan. “Hanya wacana dari diknas, orang tertentu saja,” kata Basri.
Lebih jauh dirinya mengupayakan untuk selalu meredam wacana penggabungan ini. “Jangan ada tindakan anarkis, jangan ada balasan kalau ada yang ganggu SMP 3. Mutu pendidikan SMP 3 harus terus ditingkatkan,” jelas Basri.
Rencananya, sejumlah siswa SMPN 3 ingin unjuk rasa menolak merger, namun setelah berkonsultasi dengan pihak keamanan, maka kegiatan hanya dilakukan dalam sekolah saja. “Meski di dalam sekolah, kami tetap minta bantuan pihak keamanan untuk pengamanan,” pungkas Basri.
Sementara itu, Ketua DPRD Majene yang dihubungi mengatakan, memang ada penyampaian lisan dari beberapa guru SMPN 3 Majene bahwa ada rencana diknas dalam waktu dekat ini untuk melakukan merger dua sekolah tersebut. ” Kita akan mengundang antara pihak diknas dan beberapa perwakilan SMP 3 dan SMP 2 untuk membicarakan rencana ini,”ujar Salmawati.
Menurutnya, merger ini mungkin akan ada pihak guru yang dirugikan, terus juga dari sisi kualitas dan kuantitas, dua sekolah ini, saling bersaing. ” Intinya kita belum bisa berkomentar banyak, selain belum ada penyampaian surat ke DPRD, kita juga belum meugundang pihak diknas dan Perwakilan dua sekolah itu,” tambah Ketua DPRD seraya mengatakan, mungkin salah satu alasannya adalah zonasi. (wan)