Oleh: Nur Aliah, SKM
(Member Akademi Menulis Kreatif)
Virus corona baru atau dikenal dengan istilah Novel 201 coronavirus (2019 n-Cov) mula terdeteksi di Kota Wuhan pada Desember 2019. Sejumlah warga di sana tiba-tiba menderita penyakit pneumonia misterius. Penyakit itu diketahui disebabkan oleh virus corona baru. Saat penelitian sedang dilakukan, virus dengan cepat menyebar. Saat ini, sejumlah negara seperti Prancis, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Singapura, dan lainnya telah mengonfirmasi adanya kasus virus corona di tempat masing-masing. (Republika.co.id,26/01/2020).

Saat ini, jumlah warga China yang terinfeksi virus corona mencapai 1.975 orang. Jumlah kematian akibat virus corona di China terus meningkat. Dilansir CNN (29/01/2020), pihak berwenang China mengumumkan 132 orang tewas akibat virus corona. Semuanya di daratan China.
China telah mengisolasi Wuhan. Hal itu dilakukan guna mencegah virus kian mewabah. Otoritas kesehatan pun sedang membangun dua rumah sakit baru di kota tersebut. Sebanyak 2.300 ranjang dipersiapkan untuk merawat pasien.
Tindakan yang dilalukan beberapa Negara
Prancis berencana untuk mengevakuasi warganya dari kota Wuhan di China. Sebuah pernyataan di laman web resmi konsulat Prancis di Wuhan mengatakan bahwa Prancis sedang mempertimbangkan dan menyiapkan layanan bis yang memungkinkan warga Prancis, pasangan dan anak-anak mereka meninggalkan Wuhan. Filansir di France24, Ahad (26/1).
Departemen Luar Negeri AS menaikkan peringatan waspada ke tingkat tertinggi, mengatakan kepada orang Amerika “jangan bepergian” ke China dan mendesak mereka yang sudah ada di sana untuk pergi. Pada hari Jumat (31/1) ada enam kasus virus corona di AS yang telah dikonfirmasi.
Rusia sedang berkonsultasi dengan China untuk membahas kemungkinan mengevakuasi warga Negara Rusia dari kota Wuhan dan provinsi Hubei, pisat merebaknya virus (Republika.co.id, 26/01/2020).
Sikap pemerintah Indonesia Sangat berbeda dengan sikap negara negara lain yang akan mengevakuai warga negaranya yang berada di china tempat mewabah virus corona, dan akan membatasi perjalanan dari dan ke wuhan, termasuk Negara korea yang membatalkan sejumlah agenda perjalanan.
Pemerintah Indonesia tidak membatasi warga negaranya untuk melakukan perjalanan ke negeri panda tersebut. Indonesia malah menyambut 174 turis dari China yang datang ke sumatera utara denga tarian pasambahan, dan disambut langsung oleh Gubernur Sumbar Irwan Prayitno dan Sekda Sumbar Alwis.
Tak langgar HAM dan sebabkan kerugian
Pemerintah tidak ingin melanggar HAM apabila membatasi WNA china datang ke Indonesia, juga karena alasan ekonomi, bahwa negara dapat merugi jika melakukan pembatasan negara.
Pakar hubungan internasional dari UI, Hikmahanto Juwana mengatakan “jika pemerintah melarang warga negara China masuk Indonesia, akan berpotensi melanggar HAM”. (rmol.id,Senin 26/1/2020)
Berbeda dengan kebijakan pemerintah Malaysia. Pada Senin (27/1), Kantor Perdana Menteri Malaysia mengeluarkan pernyataan bahwa pemerintah Malaysia telah menghentikan semua fasilitas imigrasi termasuk mengeluarkan visa bagi warga China dari Wuhan dan daerah di sekitar provinsi Hubei.
Pemerintah Malaysia telah mengikuti prosedur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan mendapat saran dari para ahli untuk menghadapi dan menangani penyebaran virus ini. Langkah ini tidak akan melanggar HAM karena keputusan ini didasarkan atas urgensi keselamatan warga negara.
Kementerian Kesehatan Indonesia tidak akan menutup akses atau melakukan pembatasan perjalanan dari dan ke Daratan China melalui jalur udara, laut dan darat.
“Kita tidak melakukan restriksi, pembatasan perjalanan orang, karena bisnis bisa merugi, ekonomi bisa berhenti,” kata Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I, Bandara Soekarno-Hatta, dr. Anas Ma’aruf di Gedung Kemenkes, Kuningan, Jakarta Selatan pada Rabu (22/1/2020) malam.
Kepala Dinas Pariwisata Bali Putu Astawa menyebut, ada hampir 9.000 wisatawan asal China yang telah membatalkan kunjungan ke Bali. Pemerintahan China melarang warganya ke luar negeri.
Astawa mengatakan, jika kasus virus corona ini berkepanjangan, maka dikhawatirkan berdampak pada perekonomian di Bali. (Kompas.com,29/1).
Sungguh memprihatinkan disaat banyak Negara melakukan langkah preventif melarang turis asal China untuk sementara ini masuk ke Negara mereka agar virus corona tidak mewabah di Negaranya, pemerintah Indonesia justru lebih mengkhawatirkan kerugian ekonomi jika membatasi turis asal China datang ke Indonesia.
Sistem Kapitalis sungguh membuat pemerintah mengabaikan keselamatan warga negaranya demi materi. dalam sistem kapitalis sekuler segala sesuatu selalu diukur dari untung rugi, seakan manfaat selalu soal uang.
Padahal jika pemerintah mau sedikit berfikir maka pemerintah akan mengukur dampak yang bisa ditimbulkan jika membiarkan turis asal Negara yang sedang wabah virus corona itu masuk ke Negera kita dan membawa virus corona serta menularkannya maka kerugian yang ditimbulkan dapat lebih besar.
Menyebarnya virus corona di Negara kita dapat membuat kepanikan dan kegaduhan sebgaimana yang dialami china saat ini, berjatuhannya korban, banyak aktivitas yang akan dihentikan, penutupan berbagai tempat dan berbagai kemungkinan buruk lainnya.
Sebagaimana yang menimpa China, mewabahnya virus corona jelas membuat kerugian yang besar bagi pemerintahan China, Untuk pmengantisipasi kerugian akibat virus corona, otoritas China telah melakukan berbagai cara. Beberapa di antaranya seperti memangkas pajak, mendorong belanja negara dan memangkas suku bunga bank sentral.
Dikutip dari CNN, Minggu (2/2/2020) dampak ekonomi dari virus tersebut masih belum bisa ditentukan. Namun demikian, satu media pemerintah dan beberapa ekonom menilai pertumbuhan ekonomi China bisa terpangkas hingga 2 persen kuartal ini lantaran wabah virus tersebut. Sebab, kerberadaan virus telah membuat sebagian besar aktifitas ekonomi di negara tersebut terhenti. Di kuartal pertama tahun ini, China bisa jadi kehilangan momentum pertumbuhan hingga 62 miliar dollar AS.
Maka salah besar jika pemerintah berfikiran pembatasan turis China yang merupakan daerah tempat mewabahnya virus corona dapat menyebabkan kerugian bagi Negara.
Islam mengutamakan kesehatan
Imam asy-syatibhi dalam Kitabnya Fi Ushul Al-Ahkam, mengatakan bahwa tujuan kehadiran agama Islam dalam rangka menjaga agama, jiwa, akal, jasmani, harta dan keturunan.Tanpa adanya kondisi kesehatan seseorang , maka dengan sendirinya berbagai upaya untuk memenuhi kewajiban pokok akan sulit dilaksanakan.
Rasulullah saw. bersabda:
“Jika kalian mendengar disuatu Negeri dilanda wabah, maka janganlah kalian memasukinya. Jika wabah itu terjadi di Negeri kalian maka janganlah kalian keluar darinya”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Ini merupakan metode karantina yang telah diperintahkan Nabi Muhammad SAW untuk mencegah wabah tersebut menjalar ke negara-negara lain.
Dalam Islam kesehatan masyarakat jauh lebih penting dari pada keuntungan ekonomi. Maka sudah saatnya kita meerapkan Islam dalam segala aspek kehidupan. Wallahua’lam bissawab.