
SULBAR99.COM-MAJENE, Pembangunan Gedung Rawat Inap Kelas I dan II, Instalasi Radiologi dan Laboratorium RSUD Majene yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus terlambat proses pengerjaannya.
Pantauan di lapangan, proyek yang bernilai Rp15,8 Miliar tersebut berdasarkan papan proyek yang terpasang, semestinya harus sudah rampung tanggal 27 November 2019 lalu.

Namun hingga Sabtu ( 7/12/2019), masih terdapat aktivitas sejumlah tukang dan buruh bangunan untuk merampungkan proyek miliaran rupiah tersebut. Kontraktor pelaksana proyek tersebut adalah PT. Macca Mulia Dinamis dengan direktur Bustaman.
Direktur PT. Indra Cipta Dimensi, Vharie Rio, ST yang merupakan konsultan pengawas pembangunan gedung rawat inap tersebut yang dihubungi, Sabtu (7/12/2019) menyebutkan, keterlambatan proyek tersebut disebabkan karena telah dilakukan pekerjaan ulang pada penampang kolom. “Kami selaku pengawas tidak menerima itu, makanya kami minta dikerja ulang. Karena kalau dimensinya seperti itu, tidak akan kuat menopang bangunan,” ungkap Rio.
Rio menambahkan, keterlambatan itu tidak jadi persoalan karena pihak Pemilik proyek dalam hal ini RSUD Majene bersama konsultan pengawas dan kontraktor pelaksana sepakat untuk dilakukan addendum (Tambahan Waktu).
“Waktunya ditambah hingga akhir Desember. Insya Allah bisa segera diselesaikan. Namun jika tetap tidak selesai sesuai waktu yang disepakati, maka harus diberlakukan denda,” ujar Rio.

Senada dengan mantan Direktur RSUD Majene, Dr. Rakhmat Malik yang dihubungi mengatakan bahwa telah dilakukan tambahan waktu. “Saya dengar sudah di CCO (Contrak Change Order), dilakukan adendum. Waktunya kalau tidak salah ditambah hingga d 25 Desember,” ujar dr. Rakhmat.
Akibatnya, menurut dr. Rakhmat, terjadi keterlambatan waktu hingga dua minggu.
Dr. Rakhmat menyebutkan, Konsultan pengawas tidak mau menerima kalau kecil begitu penampang kolomnya. “Itumi yang bikin terlambat hingga dua minggu,”ujarnya seraya menyebutkan bahwa sebenarnya ini sudah urusan direktur RSUD yang baru.
Kepala Dinas kesehatan itu menambahkan, saat ini para pekerja bangunan lembur hingga 24 jam untuk mengejar keterlambatan. “Setahu saya, ada pekerjaan ulang terhadap penampang kolom, dimensinya ditambah, karena untuk dimensi seperti itu, tidak cocok untuk bangunan lima lantai. Kalau tiga lantai, bisaji,” tambah Dr. Rakhmat.
Sementara itu, direktur RSUD Majene, dr. Yupie Handayani yang dicoba ditemui tidak berada ditempat. Dicoba dihubungi lewat telepon, namun tidak pernah digubris sama sekali.(Wan)