Sulbar99.com-Majene, Pasca dibatasinya sejumlah fitur dalam aplikasi Whats’up, Facebook dan Instagram oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara, Sejumlah Masyarakat Indonesia termasuk masyarakat Sulawesi Barat beralih menggunakan aplikasi Media Sosial Telegram. Hal tersebut terungkap dari berbagai grup Sosial media di smartphone yang sebelumnya menggunakan ketiga aplikasi tersebut di atas menjadi aplikasi Telegram yang aplikasinya tidak mengalami pembatasan.
Seperti dalam salah satu grup ASN nasional, admin grup membuat grup baru dan mengundang kembali anggotanya untuk masuk kedalam aplikasi telegram tersebut. “Kita alihkan sementara ke aplikasi telegram, sebab fiturnya tidak dibatasi sehingga komunikasi kita dengan teman-teman nasional tidak terputus,” Ujar paradise, salah satu admin grup nasional tersebut.

Sekadar informasi, beberapa hari yang lalu, Menkominfo melakukan pembatasan fitur facebook, whats’up dan Instagram karena dikawatirkan, ketiga aplikasi tersebut sebagai sarana bagi masyarakat untuk menyebarkan hoax, konten negatif dan semacamnya yang dapat mempengaruhi keamanan dan ketertiban nasional. ”Teman-teman akan mengalami pelambatam kalau download atau upload Video. Karena viralnya yang negatif mudhoratnya ada di sana. Pembatasan ini bersifat sementara,” Ujar Rudiantara seperti yang dikutip detiknet.
Lebih jauh Rudiantara menegaskan bahwa di media sosial seperti facebook, whatss’up dan instagram, twitter terkadang kalau posting video, viralnya selalu di messaging system.” Fitur yang kita perioritaskan tidak diaktifkan adalah video dan foto serta gambar,” Ujar Rudiantara.
Sementara itu, Menkopolhukam Wiranto juga mengungkapkan pembatasan fitur media sosial ini ditujukan untuk menghindari provokasi sehingga dilakukan pembatasan akses media sosial.
Aplikasi anti blokir VPN juga ikut naik daun
Selain aplikasi telegram yang lagi naik daun, aplikasi VPN (Virtual Private Network) juga ikut terdongkrak pasca dibatasinya fitur media sosial tesebut. Sebelum VPN viral di dunia maya, masyarakat biasanya menginstall aplikasi VPN untuk membuka blokir yang dilakukan pemerintah terhadap situs-situs yang dianggap membawa dampak negatif bagi masyarakat seperti situs porno dan lain-lain. Sebab cara kerja aplikasi VPN ini menghubungkan jaringan yang terdapat di luar negeri seperti Singapura, Australia, Amerika dan beberapa negara lainnya. Dengan demikian, para pengguna VPN menggunakan sistem jaringan yang diberlakukan di luar negeri sehingga terhindar dari pemblokiran situs.
Akibat pembatasan akses media sosial tersebut, para netizen ramai menginstal aplikasi VPN agar tetap dapat berkomunikasi melalui media sosial tanpa ada pembatasan.
Namun dibalik sisi menguntungkan bagi para netizen, terdapat juga kerugian dan bahay yang ditimbulkan jika menginstal aplikasi VPN, apalagi aplikasi yang gratisan. Sejumlah netizen ramai ramai menyebarkan bahaya aplikasi VPN sebab bisa menyadap dan menyimpan data pribadi yang semestinya hanya netizen sendiri yang mengetahui data tersebut. “Jangan gunakan VPN kalau mengaktifkan data pribadi yang membutuhkan pasword dan sebagainya, karena itu bisa membuat pasword kita terlacak,” Ujar Anca, salah seorang netizen yang membagikan status tersebut melalui whats’up dan facebook.(IH)