
SULBAR99.COM-MAJENE-Bagi masyarakat Mandar Majene yang berdiam di pesisir pantai, pastilah sangat paham dan tahu apa itu Karumbane, Sejenis Siput laut musiman yang hanya muncul ketika air laut surut di sore hari atau sekitar pertengahan Juni hingga awal Agustus. Bentuk Karumbane yang kecil sebesar biji Salak dan menyerupai siput ini merupakan kuliner khas Majene yang kurang dikenal masyarakat luas.
Empuk, kenyal dan gurih, itulah rasa Karumbane. Meskipun direbus tanpa bumbu, namun rasanya tetap maknyus, apalagi jika dimasak dengan bumbu tumis saus tiram, rasanya pasti jauh lebih gurih dan nikmat. “Kenyal-kenyal dan gurih, biar hanya direbus saja dicampur sedikit garam,” Ujar Mama Cahya, salah seorang penikmat kuliner Karumbane yang ditemui ketika sedang menyiapkan Tumis Karumbane.

Mama Cahya yang sehari-harinya sebagai ibu rumah tangga yang bermukim di lingkungan Garogo Banggae terkadang mencari sendiri Karumbane di laut yang surut sekitar 200 m hingga 300 meter dari bibir pantai.” Sudah menjadi kebiasaan kami, sejak saya anak-anak hingga sekarang ini, sering cari sendiri Karumbane di laut. Tapi jika sibuk lagi, saya membeli langsung di pasar,” tambah mama Cahya seraya memperlihatkan kepada sulbar99.com hasil racikan Karumbane.
Berdasarkan pantauan Sulbar99.com, harga satu kebokan (Saccakko cakko, Mandar-red) karumbane yang belum terlepas cangkangnya di Pasar Tradisional Majene adalah Rp5ribu, Namun jika sudah dilepas cangkangnya serta telah direbus, harganya bisa sampai Rp15ribu hingga rp20ribu satu kebokan. Pada umumnya, masyarakat Mandar Majene menyajikan Karumbane dengan ditumis. Bumbu tumis yang paling sederhana adalah Bawang Merah, Bawang Putih, Tomat, Lombok Besar, Garam dan semuanya ditumbuk, dicampur dan ditumis dengan menggunakan minyak khas Mandar Majene. “Selain gurih, wangi minyak Mandar menambah kesedapan tumis Karumbane,” tambah Mama Cahya.
Karumbane merupakan salah satu jenis siput yang berjalan dengan mengeluarkan lendir. Berdasarkan literatur dari Creswell dan Kopiang (1981), Karumbane atau binatang sejenis siput lainnya ternyata memilki kandungan protein yang cukup tinggi, selain itu, cangkang Karumbane kaya dengan kalsium serta kandungan asam amino yang terdapat dalam daging karumbane cukup tinggi.
Selain ditumis, masyarakat juga terkadang menyajikan Karumbane dalam bentuk sayur bening yang hanya ditambah sereh dan garam.” Cangkangnya dibersihkan karena direbus bersama cangkangnya, rebus air, masukkan karumbane bersih, sereh dan garam secukupnya,” Ujar Mama Issang, warga Pesisir pantai Garogo yang juga sedang asyik memasak sayur bening Karumbane.
Namun dibalik kandungan gizi Karumbane yang kaya akan protein dan asam amino serta rendah lemak, Karungbane juga bisa berbahaya dikomsumsi jika pengolahannya kurang benar. Pasalnya dalam daging Karumbane mengandung bakteri Salmonella, yaitu bakteri jahat yang bisa mengakibatkan penyakit diare, tipus serta menyebabkan makanan menjadi beracun.
Kendati demikian, para penikmat Karumbane tidak perlu khawatir, sebab jika pengolahan Karumbane dilakukan dengan benar, maka bakteri Salmonella ini akan mati sehingga efek negatif yang ditimbulkan secara otomatis hilang.
Salah satu teknik pengolahan Karumbane yang benar adalah dibersihkan dengan baik dan tidak menyisakan kotoran-kotoran pasir. “Biasanya cara yang paling aman itu adalah Karumbane dibersihkan dan direbus, setelah direbus dikeluarkan dagingnya dan dibersihkan lagi hingga lendirnya benar-benar bersih, setelah bersih betul, kemudian ditumis,” Tambah Mama Issang yang telah mengkomsumsi daging Karumbane bertahun-tahun. (AKB)
Penulis : Muhammad Akbar, Editor : Idham Munir