Kalma Katta Berqurban Seekor Sapi di Masjid Agung Ilaikal Mashir

  • Bagikan
SAPI. Salah satu hewan qurban. Seekor sapi bisa dibagi tujuh orang dalam melakukan qurban. (Foto : Idham)

SULBAR99.COM-MAJENE-H. Kalma Katta, Calon Legislatif  (caleg) terpilih DPRD Provinsi Sulawesi Barat dari partai Demokrat  berqurban seekor Sapi di Masjid  Agung Ilaikal Mashir Majene. Selain Kalma Katta, terdapat pula enam kelompok yang juga berqurban di tempat yang sama, Minggu (11/8/2019).

Menurut Panitia Pelaksana Qurban Masjid Agung Ilaikal Mashir yang membacakan kelompok berqurban di hadapan ratusan jamaah Masjid, terdapat tujuh ekor Sapi yang akan diqurbankan di Masjid Agung Ilaikal Mashir pada tahun ini. “Ada tujuh Kelompok yang berqurban pada Idul Adha kali ini,” UjarPanitia Masjid seraya menyebutkan tujuh kelompok tersebut.

Ketujuh kelompok tersebut yaitu kelompok H. Kalma Katta, Saggaf Katta, H. Syamsir Abu, Dr. Muhlis, Abdul Hamid Haris, H. Kamsur dan Baso Bokhari. “Rencananya Sapi Qurban akan disembelih besok pada pukul tujuh pagi,” tambah Panitia.

Baca juga  Polres Majene Sembelih Empat Ekor Sapi dan Tiga Ekor Kambing

Lebih jauh panitia Masjid mengatakan dan mengharapkan kehadiran para kelompok yang telah berqurban untuk hadir pada penyembelihan sapi Qurban besok.

Baca juga  Hewan yang Boleh Digunakan Untuk Qurban

Sementara itu, Imam Sholat Idul Adha kali ini di Masjid Agung Ilaikal Mashir yaitu Drs. H. Idil Fithry, sedangkan yang bertindak sebagai khatib adalah Ustadz Thamrin, S.Pd. Dalam Khutbahnya, Thamrin mengajak masyarakat untuk berqurban karena hal tersebut perintah Allah SWT. “Saya yakin kalau kita berniat Qurban pasti bisa berqurban. Buktinya kita bisa beli Handphone harga Rp2 juta hingga Rp 3 Juta, padahal berqurban itu cuma Rp1,5 Juta,” Ungkap Thamrin.

Baca juga  Subhanallah, Lantunan Dzikir dan Doa Sambut Hari Jadi Barru ke-60

Ustadz yang juga pimpinan sekolah Islam tersebut menyebutkan bahwa rasulullah sangat membenci ummatnya yang kikir dan tidak berqurban padahal ummatnya tersebut mampu untuk berqurban. “Di Palopo, waktu saya masih di sana, ada seorang ibu miskin yang kerjanya cuma mengumpulkan sisa-sisa coklat,  mampu berqurban setiap tahun. Sebagian hasilnya untuk dimakan dan sebagian lagi ditabung untuk qurban,” ujar Thamrin dalam Khutbahnya. (IH)

  • Bagikan