Sulbar99.com. Sedikitnya enam orang meninggal dunia dan 200 orang korban luka akibat bentrok rusuh antara massa pendemo Bawaslu dengan pihk kepolisian. Hal ini diungkapkan Gubernur DKI jakarta disela sela kunjungannya di empat rumah sakit tempat para korban meninggal dan korban luka dirawat, Rabu (22/5/2019).
Diduga, sebagian korban meninggal karena tertembak peluru dibagian dadanya tembus paru-paru dan sebagian lagi karena benda tajam. Menurut Anies Baswedan, data tersebut bersumber dari Dinas Kesehatan DKI jakarta hingga pukul 09.00 pagi.

Seperti diketahui bersama, kemarin hingga subuh dinihari, terjadi aksi demo di depan Bawaslu yang menolak hasil pemilu presiden 2019. Bermula ketika ribuan massa melakukan demo menolak hasil pemilu, hingga toleransi waktu demonstarsi yakni setelah sholat tarwih diberikan sejumlah massa sudah mulai meninggalkan lokasi demo. Namun beberapa saat kemudian, sejumlah massa yang berjumlah ratusan orang kembali ke depan Bawaslu dan melakukan unjuk rasa.
Karena waktu unjuk rasa telah habis, Kepolisian berusaha membubarkan kerumunan massa di depan kantor bawaslu, namun para pengunjuk rasa tidak menghiraukan himbauan kepolisian untuk segera meninggalkan lokasi. Beberapa kali diberikan toleransi agar massa segera membubarkan diri, para pendemo tersebut tetap bertahan untuk tidak bubar. Karena massa tidak bubar, terpaksa polisi melakukan tindak tegas dengan menembakkan gas air mata, tapi tetap saja para pendemo tidak gentar bahkan membalas dengan lemparan batu, bom molotov dan petasan.
Kepolisian yang sudah terdesak terpaksa melakukan tindak tegas dengan memburu para pendemo yang sudah mulai berbuat anarkis. Polisi memburu hingga ke gang gang sempit untuk menangkap para pengunjuk rasa, bahkan perburuan berlanjut hingga ke Jl. Tanah Abang. Aksi saling berbalasan antara tembakan gas air mata dari kepolisian dengan petasan dari massa pendemo tersebut berlangsung hingga subuh dini hari pukul 02.00 WIB. Akhirnya massa berhasil dilumpuhkan dan dibubarkan secara paksa.(IH)