
(Foto: Humas Kodim 1401 Majene)
SULBAR99.COM-MAJENE, Kodim 1401 Majene, menyelenggarakan kegiatan ceramah wawasan kebangsaan, sebagai bagian dari rangkaian kegiatan binter terpadu, di aula Tammajarra LPMP Majene, Rabu (20/11).
Ceramah diikuti sebanyak 700 orang peserta, diantaranya PPAD, babinsa, babhinkamtibmas, mahasiswa, siswa-siswi dari SMA, SMK serta MAN. Adapun pemateri yakni, bupati Majene, Fahmi Massiara, Dandim 1401 Majene, Letkol Inf. Ragung Ismail Akbar, serta Kapolres Majene, AKBP Irawan Banuaji, ustadz Syamsuddin dari kantor Kemenag Majene.

Dalam paparannya, bupati Majene Fahmi Massiara menyampaikan, dalam kutipan pidato presiden pertama, Ir. Soekarno, menyebutkan bahwa potensi besar yang dimiliki oleh generasi muda, sudah disadari sejak era kemerdekaan RI.
“Kutipan pidato Presiden ini, mengisyaratkan pesan yang sangat kuat bagaimana pemuda bisa menciptakan perubahan. Sementara generasi di era milenial, musuh generasi muda yang harus diperangi bukan lagi penjajah bersenjata, melainkan ketidakmampuan dalam menyaingi cepatnya arus perkembangan zaman,”paparnya di hadapan peserta
Menurut bupati Majene, Fahmi Massiara, generasi milenial memiliki peran sebagai pengisi kemerdekaan NKRI. Tantangan yang dahulu bersifat kolonialisme, kini telah berevolusi menjadi kompetisi global,”paparnya.
“Generasi di era milenial disaat ini sudah memasuki era milenial, atau era yang menggambarkan sebagai periode waktu, dimana teknologi berkembang dengan pesat, tingkat persaingan juga semakin tinggi,”ujarnya.
Pada sesi tanya jawab, bupati Majene, Fahmi Massiara dihadapan sejumlah mahasiswa juga menjawab beberapa pertanyaan yang dilontarkan salah seorang mahasiswa HMI yang menanyakan soal reklamasi pantai Cilallang.
“Iya tadi beberapa mahasiswa sempat melontarkan beberapa pertanyaan antara lain, soal pemerataan pembangunan, soal penimbunan pantai Cilallang, kemudian jalanan di Ulumanda. Soal penimbunan di pantai Cilallang, kita sampaikan, penambahan ruas jalan di Cilallang dan Tanangan untuk menyelamatkan warga dari ancaman ombak dan abrasi pantai, dan juga solusinya kita buatkan tambatan perahu nelayan yang luasnya 100 kali 500 meter bisa menampung semua perahu nelayan, dan itu bisa memproteksi dari ganguan alam. Setelah mendapat penjelasan, barulah mereka mengerti, bahkan beberapa mahasiswa tepuk tangan,”ungkap Fahmi kepada wartawan, usai menyampaikan ceramahnya.
Sementara itu, Dandim 1401 Majene, Letkol Inf. Ragung Ismail Akbar saat memaparkan materinya dengan judul menjaga keutuhan NKRI dan Pancasila menjelaskan, Pancasila adalah pandangan hidup bagi bangsa Indonesia yang asas-asasnya wajib diamalkan, agar tercipta kehidupan yang aman dan tentram, serta selaras dengan perintah Tuhan Yang Maha Esa serta menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila.
“Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada alinea ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-Undang Dasar 1945,”paparnya.
Menurut Dandim, bangsa Indonesia memiliki dasar negara yang digali dari nilai-nilai luhur bangsanya sendiri,” Nilai-nilai luhur bangsa yang dimaksud merupakan nilai-nilai yang pernah berkembang pada masa-masa kerajaan di Nusantara, yaitu masa kerajaan Hindu-Buddha,”pungkasnya.(Ali)