
SULBAR99.COM-MAJENE, Sebanyak 30 tenaga medis Puskesmas Tammeroddo dilatih untuk mencegah dan mengendalikan infeksi oleh Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Majene, Senin (30/9/2019) di Puskesmas Tammeroddo.
Ketua Komite PPI RS Majene Drg. Denny Tri Wulandari, Sp. Perio selaku nara sumber dalam kegiatan itu menyebutkan, sosialisasi PPI dilakukan agar tenaga medis PKM Tammeroddo yang terdiri dari Dokter Umum, Dokter Gigi, Perawat, Bidan dan tenaga medis lainnya lebih meningkat kewaspadaan terhadap infeksi dalam pelayanan kesehatan.

Infeksi yang didapat oleh pasien selama proses pelayanan kesehatan, ujar Denny harus dicegah dan dikendalikan supaya tidak terjadi HAIs (infeksi yang terkait dengan pelayanan kesehatan)
“Bila HAIs meningkat, bisa mengakibatkan kematian, kecacatan, dan lebih parah lagi dapat menimbulkan tuntutan hukum,” ujar Dokter spesialis gusi dan jaringan gigi tersebut.
Berdasarkan UU No. 36 dan UU No. 44 Tahun 2009, setiap pasien yang masuk rumah sakit atau fasyankes lainnya, harus mendapatkan pelayanan yang aman
Dalam kegiatan ini, Drg. Denny mengenalkan program PPI berupa kewaspadaan isolasi yang terbagi menjadi dua yaitu kewaspadaan standar dan kewaspadaan transmisi.
Sementara itu, Hj. Santi Sari yang bertindak sebagai IPCN (infection prevention control nurse) dalam materinya menjelaskan, perkembangan kewaspadaan isolasi bermula sejak tahun 1985 dengan teknik isolasi Universal precaution. “Perlakuannya dengan epidemik HIV petugas kesehatan, waspada terhadap darah dan cairan tubuh, tangani dengan menggunakan sarung tangan, masker, gaun dan pelindung mata,”tulis Santi dalam materinya.
Kewaspadaan isolasi ini berkembang dari tahun ke tahun dan terakhir perkembangannya tahun 2007, kewaspadaan isolasi menambahkan sejumlah standar precaution diantaranya peralatan perawatan pasien, pengendalian lingkungan, penanganan limbah, penempatan pasien dan kesehatan karyawan serta etika batuk dan praktek menyuntik yang aman
“Tujuan kewaspadaan isolasi untuk memutus rantai penularan infeksi,” ujar Santi. (Ih)